Rabu, 05 Januari 2011

Apa Ada Yang Salah?

Belakangan ini gue lagi mengalami kejenuhan tingkat dewa pada aktifitas sehari-hari. Sedang merefleksikan diri, tiba-tiba gue teringat akan satu hal. Blog! Yes, gue punya blog! Kenapa ga gue tulis-tulis aja disitu. Nulis apa kek yang penting nulis lah. Karna menurut buku yang gue baca, menulis itu banyak manfaatnya.

Benjamin Franklin, seorang mantan Presiden Amerika pernah mengatakan, “Jika Anda tidak ingin dilupakan orang setelah meninggal, maka tulislah sesuatu yang patut dibaca, atau berbuatlah sesuatu yang patut diabadikan dalam tulisan.” Lain lagi halnya dengan Dale Carnegie, seorang penulis berkebangsaan Amerika pernah berucap, “Saya ingin hidup untuk menulis, dan menulis untuk hidup.”

Dikatakan oleh James W. Penebeker, seorang ahli psikologi bahwa menulis merupakan metode yang tepat untuk memahami dan memecahkan gejolak pribadi. Disamping itu, menulis juga dapat membuat pikiran kita menjadi hidup, otak pun terasah sehingga tidak akan tumpul.

Nah karna hal itu pula gue terdorong untuk menulis.

Lalu kaitannya dengan judul “Apa Ada Yang Salah?” diatas apa?

Oke, jadi ceritanya begini loh…

Rasa suka itu adalah fitrah manusia. Siapapun berhak mendapatkannya, entah itu anak kecil, remaja, maupun orang dewasa, pasti pernah timbul rasa suka. Nah trus kalo gitu siapa yang salah? Bukan gue! Tapi mereka!

Jadi gue pernah menyatakan ketertarikan pada lawan jenis waktu rehat latihan. Gue emang biasa berbagi cerita dengan beberapa anak basket asuhan gue. Mereka kompak menyerukan satu suara negatif untuk pilihan wanita yang lagi gue deketin. Alesannya karna wanita cantik yang gue maksud ke anak-anak itu jutek banget. Lah gue heran jutek darimananya? Kalo keliatan jutek juga gue pasti ogah ngedeketin, wong ini jelas-jelas cantik.

Namanya Tisyana Liotta Rizlich, anak SMP sekaligus ketua OSIS disekolahnya. Menurut gue dia anak yang baik, pinter, cantik pula. Lalu kenapa ada yang ga setuju? Dan gue menemukan sebuah jawaban baru.

“Dia kan masi SMP, bang!”
Ada seorang anak bicara kaya gitu ke gue.

“Lalu kenapa kalo masi SMP? Apa ada yang salah?” Gue pun menimpali ucapan iseng itu.

Beberapa alesan dimunculkan. Dan salah satunya adalah karna perbedaan umur. Gue rasa perbedaan umur bukan kendala utama. Toh bisa banyak diliat diluaran sana ada yang berhubungan dengan selisih umur diatas tujuh tahun tapi mereka masi bisa menjalankan hubungan dengan sangat nyaman. Gue Sembilan belas, si Tisya empat belas, bedanya cuma lima taun. Lagian (ini beneran, suer deh!) juga kata Tisya gue ga keliatan kaya umur segitu, awalnya dia ngira gue masi enam belas.

“Tuhkan selisih umur gue sama dia malah keliatan lebih deket!” Teriakan gue dalam hati untuk menyanggah perbedaan umur.

Sekali lagi, rasa suka adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Allah. Dan gue pun berhak suka sama anak SMP itu, tak terkecuali! *hahaha ngebela diri

Sampe bertemu dipostingan selanjutnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar