LANDASAN
TEORI
Pengertian
Evaluasi Sistem Informasi
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis
mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan
pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
2002). Evaluasi
adalah kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur tertentu untuk memperoleh
kesimpulan. Dapat
disimpulkan bahwa evaluasi
adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu permasalahan yang terjadi dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tolok ukur guna
memperoleh kesimpulan dan solusi
atas permasalahan yang dinilai.
Pengertian
Sistem
Menurut McLeod (2001), “A System is a group of elements that are integrated with the common
purpose of achieving an objective.” Secara
garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok 8 elemen-elemen
yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan. Pendapat James
Hall (2001), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi
Jusuf, sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related)
atau subsistem-subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Jadi, secara umum sistem dapat
diartikan sebagai sekumpulan elemen
yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengertian
Informasi
Menurut McLeod (2001), “Information is processed
data, or meaningful
data.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diproses
atau data yang sudah memiliki arti tertentu
bagi kebutuhan penggunanya. Menurut
Romney dan Steinbart (2003),
“Information is data that
have been organized and processed to provide meaning.”
Secara umum
dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti bagi
orang yang menerimanya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dimana informasi tersebut
akan digunakan oleh para penggunanya.
Pengertian
Sistem Informasi
Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari dan Deny Arnos Kwary
(2005), sistem infomasi dapat merupakan kombinasi
teratur apa saja dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003),
sistem informasi adalah
suatu interaksi antar komponen-komponen di dalam suatu kesatuan terpadu untuk mengolah data
menjadi informasi sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa system informasi
adalah sekumpulan sumber daya dalam organisasi, baik berupa manusia, hardware, software,
jaringan komunikasi yang saling berinteraksi
untuk mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai informasi
dalam suatu organisasi.
Pengertian
Evaluasi Sistem Informasi
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa evaluasi sistem informasi adalah suatu
kegiatan terencana yang bertujuan untuk
memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi untuk mendapatkan hasil yang dibandingkan
dengan menggunakan tolok ukur
tertentu
untuk memperoleh hasil mengenai kinerja sumber daya organisasi tersebut.
Sistem
Pengendalian Intern
Pengertian
Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001), “sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organsisasi dan mengecek ketelitian
dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen”. Menurut Sanyoto
Gondodiyoto (2003) “sistem pengendalian
intern
meliputi metode dan kebijakan yang terkoordinasi di dalam perusahaan untuk mengamankan kekayaan
perusahaan, menguji ketepatan,
ketelitian dan kehandalan catatan atau data akuntansi serta untuk mendorong ditaatinya kebijakan
manajemen”. Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa system pengendalian
internal adalah sebuah sistem yang dirancang oleh pihak manajemen sebuah organisasi untuk
mengendalikan dan mengawasi seluruh
kegiatan organisasi tersebut untuk menjaga aset perusahaan dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan
Sistem Pengendalian Intern
Mulyadi (2001) mengungkapkan 4 (empat) tujuan sistem pengendalian Intern, yaitu untuk:
a.
Menjaga kekayaan organisasi.
b.
Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi.
c.
Meningkatkan efisiensi usaha.
d.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sedangkan, menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) sistem pengawasan Internal dijalankan
bertujuan untuk:
a.
Mengamankan aset organisasi.
b.
Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
c.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan.
d.
Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijakan organisasi.
Tujuan dari Pengendalian Intern adalah untuk
mengurangi resiko atau mengurangi pengaruh yang sifatnya merugikan akibat suatu
kejadian.
Unsur-Unsur
Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001) unsur-unsur sistem
pengendalian intern adalah
sebagai berikut:
a.
Struktur organisasi yang memisahkan
tanggungjawab fungsional secara
tepat. Struktur
organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit
organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya
adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan
kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen
keuangan dan umum. Departemen-departemen
ini kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi
unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan.
b.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang memberikan perlindungan
yang
cukup terhadap kekayaan, utang,
pendapatan dan biaya. Dalam
organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang dapat mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi
atas terlaksananya setiap transaksi dan penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna
mengawasi pelaksanaan otorisasi.
c.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Adapun
cara-cara yang umum yang ditempuh untuk menciptakan praktik yang sehat dalam
organisasi adalah penggunaan formulir
bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan
oleh yang berwenang, dilakukan pemeriksaan
mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang
tidak teratur. Setiap transaksi
tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang tanpa ada campur tangan dari orang
atau unit organisasi lain, perputaran
jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat sehingga
persekongkolan dapat dihindari. Secara
periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
d.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggungjawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting yakni karyawan yang kompeten dan jujur. Unsur
pengendalian dapat dikurangi
sampai batas minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa unsurunsur sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional
secara tegas, sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya, praktik yang sehat dalam
tugas dan fungsi, karyawan yang cukup sesuai dengan tanggungjawabnya.
Sistem
Pengendalian Internal Pada Sistem Berbasis Komputer
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) yang dikutip dari Weber (1999), struktur pengendalian
internal yang perlu dilakukan pada sistem
berbasis komputer adalah sebagai berikut:
1.
Pengendalian Umum
2.
Pengendalian Aplikasi
Pengendalian
Umum
Pengendalian yang berlaku umum, artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk
seluruh kegiatan komputerisasi di dalam
pengendalian tersebut. Apabila tidak dilakukan
pengendalian ini atau pengendaliannya lemah maka berakibat
negatif
terhadap pengendalian aplikasi.
Pengendalian
umum terdiri dari:
1.
Pengendalian Manajemen Puncak (Top Level Management Control)
Mengendalikan peranan
manajemen dalam perencanaan kepemimpinan
dan pengawasan fungsi sistem.
2.
Pengendalian Manajemen Sistem Informasi (Information System Management Control)
Mengendalikan
alternatif dari model pengembangan proses system informasi
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengumpulan dan pengevaluasian bukti.
3.
Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem (System Development Management Control)
Mengendalikan tahapan utama dari daur hidup program
dan pelaksanaan dari tiap tahap.
4.
Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resource Management Control)
Mengendalikan peranan dan fungsi dari data
administrator atau database
administrator
.
5.
Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance Management Control)
Mengendalikan fungsi
utama yang harus dilakukan oleh Quality Assurance Management untuk
meyakinkan bahwa pengembangan, pelaksanaan
dan pengoperasian serta, pemeliharaan dari system informasi sesuai dengan standar
kualitas.
6.
Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Control)
Pengendaliaan terhadap
manajemen keamanan secara garis besar bertanggungjawab dalam menjamin aset sistem informasi
tetap aman.
Ancaman
utama terhadap keamanan aset sistem informasi adalah:
a.
Ancaman kebakaran
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman
kebakaran:
* Memiliki alarm kebakaran otomatis
yang diletakkan pada tempat
dimana aset-aset system informasi
berada.
* Memiliki tabung kebakaran yang
diletakkan pada lokasi yang mudah
diambil.
* Memiliki tombol utama (termasuk AC).
*
Gedung tempat penyimpanan aset informasi
dibangun dari bahan tahan api.
*
Memiliki pintu/tangga darurat yang
diberi tanda dengan jelas sehingga
karyawan mudah menggunakannya.
*
Ketika alarm berbunyi, signal
langsung dikirim ke stasiun pengendalian
yang selalu dijaga staf.
*
Prosedur pemeliharaan gudang yang baik
menjamin tingkat polusi
sesuatunya telah dirawat dengan baik.
b. Virus
Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi virus
meliputi tindakan:
* Preventive,
seperti meng-install antivirus dan meng-update secara rutin, melakukan scan
file yang
digunakan.
* Detective,
seperti melakukan scan secara rutin.
* Corrective,
seperti memastikan back up data bebas virus, pemakaian antivirus terhadap file yang
terinfeksi.
c. Hacking
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi hacking:
1 Penggunaan kontrol logical seperti
penggunaan password
yang sulit untuk ditebak.
2 Petugas keamanan secara teratur
memonitor sistem yang digunakan.
Pengendalian
Manajemen Operasi (Operations Management Control)
Secara garis besar pengendalian manajemen operasi (Operations Management Control) bertanggungjawab
terhadap hal-hal sebagai berikut:
a.
Pengoperasian komputer (Computer Operations)
Tipe pengendalian yang harus dilakukan:
1 Menentukan
fungsi-fungsi yang harus dilakukan operator komputer
maupun fasilitas operasi otomatis.
2 Menentukan
penjadwalan kerja pada pemakaian hardware atau software.
3 Menentukan
perawatan terhadap hardware agar dapat berjalan baik.
4 Pengendalian
perangkat keras berupa hardware controls dari produsen untuk deteksi hardware
malfunction.
b.
Pengoperasian Jaringan (Network Operations)
Pengendalian
yang dilakukan ialah memonitor dan memelihara jaringan
dan pencegahan terhadap akses oleh pihak yang tidak berwenang. Pengendalian sistem
komunikasi data antara lain jalur komunikasi,
Hardware, Cryptology, dan Software.
c.
Persiapan dan peng-entry-an data (Preparation and Entry Data)
Fasilitas-fasilitas
yang ada harus dirancang untuk memiliki kecepatan
dan keakuratan data serta telah dilakukan terhadap peng-entry-an data.
d.
Pengendalian produksi (Production Control)
Fungsi
yang harus dilakukan untuk pengendalian produksi adalah:
1) Penerimaan dan pengiriman input dan output.
2) Penjadwalan kerja.
3) Manajemen pelayanan.
4) Peningkatan pemanfaatan komputer.
e.
File Library
Fungsi
yang harus dilakukan untuk file library adalah:
1) Penyimpanan media penyimpanan (storage of
storage media).
2) Penggunaan media penyimpanan (use of storage
media).
3)
Pemeliharaan dan penempatan media penyimpanan (maintenance
and disposal of storage media).
4) Lokasi media penyimpanan (location of storage
media).
f.
Documentation and Program Library
Orang
yang bertanggungjawab atas dokumentasi mempunyai
beberapa fungsi yang harus dilakukan yaitu:
1) Memastikan bahwa semua dokumentasi disimpan
secara aman.
2) Memastikan bahwa hanya orang yang mempunyai
otorisasi saja yang bisa
mengakses
dokumentasi.
3) Memastikan bahwa dokumentasi tersebut selalu up
to date.
4) Memastikan adanya back up yang cukup untuk
dokumentasi yang ada.
g.
Help Desk or Technical Support
Ada
dua fungsi utama help desk or technical support yaitu:
1)
Membantu end user dalam menggunakan hardware dan software yang
berhubungan dengan end user seperti micro computer,
spread sheet packages, database management packages dan
local area networks.
2)
Menyediakan technical support untuk sistem produksi dengan dilengkapi suatu penyelesaian masalah
yang berhubungan dengan
hardware, software dan database.
h.
Capacity Planning and Performance Monitoring
Tujuan
utama dari fungsi sistem informasi ini adalah untuk mencapai tujuan dari penggunaan sistem
informasi dengan biaya serendah
mungkin.
i.
Management of Outsourced Operations
Saat
ini banyak organisasi yang melakukan outsource terhadap beberapa fungsi dari sistem informasi
mereka. Alasan utama dilakukannya
outsource karena mereka ingin memfokuskan pada fungsi inti bisnis mereka. Pengendalian Umum yang akan digunakan
penulis dalam melakukan evaluasi adalah Pengendalian Manajemen Keamanan dan Manajemen
Operasi karena kedua pengendalian tersebut merupakan hal yang bersifat mendasar namun cukup
penting dan jika tidak diperhatikan dan
diawasi dengan ketat, maka akan berdampak terhadap pengendalian yang lain.
Pengendalian
Aplikasi
Pengendalian
Batasan (Boundary Control)
Pengendalian Boundary menentukan hubungan
antara pemakai komputer dengan sistem komputer
itu sendiri, ketika pemakai
menggunakan komputer maka fungsi boundary berjalan.
a.
Pengendalian Kriptografi (Cryptographic
Control)
Pengendalian Kriptografi dirancang untuk mengamankan data pribadi dan untuk
menjaga modifikasi data oleh
orang yang tidak berwenang, cara ini dilakukan dengan mengacak data sehingga tidak memiliki
arti bagi orang yang tidak
dapat menguraikan data tersebut.
b.
Pengendalian Akses (Access
Control)
Pengendalian akses berfungsi untuk
membatasi penggunaan
sumber daya sistem komputer, membatasi dan memastikan
user untuk mendapatkan sumber daya yang mereka
butuhkan.
Mekanisme pengendalian akses terdiri
dari:
1.
Identifikasi dan Otentikasi (Identification and Authentication)
User mengidentifikasi
dirinya pada mekanisme pengendalian
akses dengan memberi informasi seperti nama
atau nomor rekening. Informasi tersebut memungkinkan
mekanisme untuk menentukan bahwa data yang
masuk sesuai dengan informasi pada file otentikasi.
Terdapat
tiga bagian yang dapat diisi oleh user untuk informasi otentikasi yaitu:
a. Informasi
yang mudah diingat, contohnya: nama, tanggal lahir,
nomor account, password dan PIN.
b.
Obyek berwujud yang dimiliki, contohnya: Badge, plastic card,
kunci dan cincin.
c.
Karakter pribadi, contohnya : sidik jari, ukuran tangan, suara, tanda tangan, pola retina mata.
2.
Sumber Daya Obyek.
Sumber
Daya digunakan oleh user berdasarkan system informasi berbasis komputer dapat dibagi
menjadi empat jenis yaitu:
a.
Hardware, contohnya : terminal, printer, processor , disk.
b.
Software, contohnya : program sistem aplikasi, storage space.
c.
Komoditi, contohnya : Processor time, storage space
d.
Data, contohnya : files, groups, data item (termasuk images dan
sound).
3.
Hak Istimewa (Action Privileges)
Hak istimewa diberikan kepada user berdasarkan
pada tingkatan kewenangan user dan
jenis sumber daya yang diperlukan
oleh user. Contoh hak istimewa ini adalah user hanya dapat melakukan akses berupa
membaca tetapi tidak bisa
mengubah atau menambah (dikenal dengan istilah read only)
atau user hanya memiliki fasilitas menambah data tetapi tidak bisa mengubah atau menghapus data.
Pengendalian
Masukan (Input Control)
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) yang dikutip
dari Weber (1999), komponen pada subsistem input,
bertanggungjawab untuk memasukkan data dan intruksi pada sistem aplikasi, kedua jenis input tersebut
harus divalidasi, setiap
kesalahan data harus dapat diketahui dan dikontrol sehingga input yang dimasukkan
akurat, lengkap, unik dan tepat
waktu. Komponen Pengendalian Input terdiri
dari 8 (delapan) komponen
yaitu:
a.
Metode Data Input
b.
Perancangan Dokumen Sumber
Menurut sudut pandang pengendalian, perancangan
dokumen sumber yang baik memiliki beberapa
tujuan:
1. Mengurangi kemungkinan perekaman data yang error
.
2. Meningkatkan kecepatan perekaman data.
3. Mengendalikan alur kerja.
4. Memfasilitasi pemasukan data ke sistem komputer.
5. Dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan
pembacaan data.
6. Memfasilitasi pengecekan referensi berikutnya.
c.
Perancangan Layar Data Entry
Jika data dimasukkan melalui monitor, maka
diperlukan desain yang
berkualitas pada layar tampilan data entry agar mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan dan supaya
tercapai
efisiensi dan efektivitas entry data pada subsistem input.
Auditor harus dapat melakukan penilaian terhadap layout rancangan
input pada komputer agar dapat membuat penilaian
terhadap efektivitas dan efisiensi subsistem input ini.
d.
Pengendalian Kode Data
Tujuan kode data yang unik yaitu untuk
mengidentifikasikan identitas
sebagai anggota dalam suatu grup atau set dan lebih rapih dalam menyusun informasi yang
dapat mempengaruhi
tujuan
integritas data, keefektifan dan keefesienan. Ada 5 (lima) jenis kesalahan dalam pengkodean
data yaitu:
1. Addition
(penambahan):
sebuah karakter ekstra ditambahkan
pada kode, contoh 68573 dikode menjadi 685738.
2. Transaction
(pemotongan)
: sebuah karakter dihilangkan dari
kode, contoh 55871 dikode
menjadi 5571.
3. Transcription
(perekaman)
: sebuah karakter yang salah direkam,
contoh 17842 menjadi
14842.
4. Transposition
(perubahan)
: karakter yang berdekatan pada
kode dibalik, contoh 87942 dikode menjadi 78942.
5. Double
transposition : karakter dipisahkan oleh satu atau lebih karakter yang dibalik, contoh
97942 dikode menjadi 84972.
e.
Cek Digit
Cek digit digunakan sebagai peralatan untuk
mendeteksi kesalahan dalam
banyak aplikasi, sebagai contoh : tiket pesawat,
proses kartu kredit, proses rekening bank, proses
pengumpulan
item bank dan proses lisensi mengemudi.
f.
Pengendalian Batch
Batching merupakan
proses pengelompokkan transaksi bersama-sama
yang menghasilkan beberapa jenis hubungan antara
yang satu dengan yang lainnya. Pengendalian yang bermacam-macam
dapat digunakan pada batch untuk mencegah
atau mendeteksi error atau kesalahan.
g.
Validasi Input Data
Jenis pengecekan validasi input data:
1. Field Checks
Test validasi
dapat diaplikasikan pada field yang tidak bergantung
pada field lainnya dalam laporan input.
2. Record Checks
Test validasi
dapat diaplikasikan ke field berdasarkan hubungan
timbal balik yang logis dari suatu field dengan field lainnya
dalam laporan.
3. Batch Checks
Test validasi
memeriksa apakah karakteristik laporan batch
yang
dimasukkan sama dengan karakteristik batch.
4. File Checks
Test validasi
menguji apakah karakteristik penggunaan file selama pemasukan data sama dengan
rumusan karakteristik
file.
h.
Intruksi Input
Dalam memasukkan instruksi ke dalam sistem aplikasi sering terjadi kesalahan karena adanya
instruksi yang bermacam-macam
dan komplek. Karena itu, perlu menampilkan
pesan kesalahan. Pesan kesalahan yang ditampilkan
harus dikomunikasikan kepada user dengan lengkap
dan jelas.
Pengendalian
Keluaran (Output Control)
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) yang dikutip dari Weber (1999), subsistem output menyediakan fungsi-fungsi yang
menentukan isi dari data yang akan
disediakan bagi pengguna, sehingga data dapat diformat dan dipersembahkan bagi pengguna dan
bagaimana caranya agar data dapat
diperbaiki dan dikeluarkan untuk pengguna.
Tipe
pengendalian yang berhubungan dengan Pengendalian Output:
a.
Inference Control
Pengendalian model akses memperbolehkan atau
menolakakses terhadap item data berdasarkan nama dari data item,
isi dari data item atau beberapa
karakteristik dari serangkaian data
yang terdapat pada data item.
b.
Batch Output and Distribution Control
Batch output adalah
output yang dihasilkan pada beberapa fasilitas
operasional dan setelah itu dikirim atau disimpan oleh pemakai output tersebut. Output
ini menggunakan banyak formulir,
contohnya, keluaran laporan pengendalian manajemen
berisi tabel, grafik atau image. Pengendalian terhadap batch output dilakukan
dengan tujuan untuk memastikan
bahwa laporan tersebut akurat, lengkap dan tepat waktu
yang hanya dikirim atau diserahkan kepada pemakai yang
berhak.
c.
Batch Report Design Controls
Elemen penting untuk melihat pengendalian
efektivitas pelaksanaan
terhadap produksi, distribusi, laporan keluaran batch
adalah
dengan melihat kualitas dari desainnya. Desain laporan
yang baik akan membuat pemakai mudah untuk membaca
output yang dihasilkan.
d.
Online Output Production and Distribution Controls
Pengendalian terhadap produksi dan distribusi atas output yang dilakukan melalui online secara
garis lurus, tujuan utamanya
adalah untuk memastikan bahwa hanya bagian yang
memiliki
wewenang saja dapat melihat output online tersebut.
e.
Audit Trail Controls
Pengendalian jejak audit pada subsistem output dilakukan menjaga kronologi kejadian yang terjadi
dari saat output diterima
sampai pemakai melakukan penghapusan output tersebut karena sudah tidak dipakai atau
disimpan lagi.
f.
Existence Controls
Output dapat
hilang atau rusak karena berbagai alasan, seperti invoice
hilang,
online output terkirim pada alamat yang salah, output terbakar
karena kebakaran. Recovery terhadap subsistem
output secara akurat, lengkap dan tepat merupakan hal yang sangat membantu kelangsungan
hidup banyak organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi Fitriasari & Deny Arnos
Kwary (2005). Pengertian sistem informasi.
Depok : Fakultas
Psikologi Universitas
Indonesia.
James Hall (2001). Pengertian sistem. Depok : Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
McLeod (2001). Pengertian sistem
dan informasi. Depok : Fakultas Psikologi
Universitas
Indonesia.
Mulyadi (2001). Sistem pengendalian intern, tujuan sistem
pengendalian intern, dan unsur
unsur sistem pengendalian intern. Depok
: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sanyoto Gondodiyoto (2003). Pengertian sistem informasi dan pengendalian
intern, sistem
pengawasan, struktur pengendalian internal,
pengendalian masukkan dan
pengendalian keluaran.
Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.