Minggu, 06 Januari 2013

Tugas Softskill



LANDASAN TEORI

Pengertian Evaluasi Sistem Informasi
Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002). Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu untuk memperoleh kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu permasalahan yang terjadi dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dapat dibandingkan dengan tolok ukur guna memperoleh kesimpulan dan solusi atas permasalahan yang dinilai.

Pengertian Sistem
Menurut McLeod (2001), “A System is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving an objective.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa sistem adalah sekelompok 8 elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat James Hall (2001), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, sistem adalah sekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Jadi, secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2001), “Information is processed data, or meaningful data.” Secara garis besar dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Menurut Romney dan Steinbart (2003), “Information is data that have been organized and processed to provide meaning.” Secara umum dapat diartikan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti bagi orang yang menerimanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dimana informasi tersebut akan digunakan oleh para penggunanya.

Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2005), sistem infomasi dapat merupakan kombinasi teratur apa saja dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003), sistem informasi adalah suatu interaksi antar komponen-komponen di dalam suatu kesatuan terpadu untuk mengolah data menjadi informasi sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa system informasi adalah sekumpulan sumber daya dalam organisasi, baik berupa manusia, hardware, software, jaringan komunikasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai informasi dalam suatu organisasi.

Pengertian Evaluasi Sistem Informasi
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan terencana yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai sumber daya dalam organisasi untuk mendapatkan hasil yang dibandingkan dengan menggunakan tolok ukur
tertentu untuk memperoleh hasil mengenai kinerja sumber daya organisasi tersebut.

Sistem Pengendalian Intern
Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001), “sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organsisasi dan mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) “sistem pengendalian
intern meliputi metode dan kebijakan yang terkoordinasi di dalam perusahaan untuk mengamankan kekayaan perusahaan, menguji ketepatan, ketelitian dan kehandalan catatan atau data akuntansi serta untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen”. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa system pengendalian internal adalah sebuah sistem yang dirancang oleh pihak manajemen sebuah organisasi untuk mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan organisasi tersebut untuk menjaga aset perusahaan dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Mulyadi (2001) mengungkapkan 4 (empat) tujuan sistem pengendalian Intern, yaitu untuk:
a. Menjaga kekayaan organisasi.
b. Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi.
c. Meningkatkan efisiensi usaha.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sedangkan, menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) sistem pengawasan Internal dijalankan bertujuan untuk:
a. Mengamankan aset organisasi.
b. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan.
d. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijakan organisasi.

Tujuan dari Pengendalian Intern adalah untuk mengurangi resiko atau mengurangi pengaruh yang sifatnya merugikan akibat suatu kejadian.

Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001) unsur-unsur sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut:
a.       Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tepat. Struktur
organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur misalnya, kegiatan pokoknya adalah memproduksi dan menjual produk. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen produksi, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum. Departemen-departemen ini kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan.
b.      Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang dapat mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dan penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.
c.       Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Adapun
cara-cara yang umum yang ditempuh untuk menciptakan praktik yang sehat dalam organisasi adalah penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang, dilakukan pemeriksaan mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain, perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat sehingga persekongkolan dapat dihindari. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
d.      Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting yakni karyawan yang kompeten dan jujur. Unsur pengendalian dapat dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa unsurunsur sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, praktik yang sehat dalam tugas dan fungsi, karyawan yang cukup sesuai dengan tanggungjawabnya.

Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Berbasis Komputer
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) yang dikutip dari Weber (1999), struktur pengendalian internal yang perlu dilakukan pada sistem berbasis komputer adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Umum
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian Umum
Pengendalian yang berlaku umum, artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi di dalam pengendalian tersebut. Apabila tidak dilakukan pengendalian ini atau pengendaliannya lemah maka berakibat
negatif terhadap pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum terdiri dari:
1. Pengendalian Manajemen Puncak (Top Level Management Control)
Mengendalikan peranan manajemen dalam perencanaan kepemimpinan dan pengawasan fungsi sistem.
2. Pengendalian Manajemen Sistem Informasi (Information System Management Control)
Mengendalikan alternatif dari model pengembangan proses system informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengumpulan dan pengevaluasian bukti.
3. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem (System Development Management Control)
Mengendalikan tahapan utama dari daur hidup program dan pelaksanaan dari tiap tahap.
4. Pengendalian Manajemen Sumber Data (Data Resource Management Control)
Mengendalikan peranan dan fungsi dari data administrator atau database administrator .
5. Pengendalian Manajemen Jaminan Kualitas (Quality Assurance Management Control)
Mengendalikan fungsi utama yang harus dilakukan oleh Quality Assurance Management untuk meyakinkan bahwa pengembangan, pelaksanaan dan pengoperasian serta, pemeliharaan dari system informasi sesuai dengan standar kualitas.
6. Pengendalian Manajemen Keamanan (Security Management Control)
Pengendaliaan terhadap manajemen keamanan secara garis besar bertanggungjawab dalam menjamin aset sistem informasi tetap aman.

Ancaman utama terhadap keamanan aset sistem informasi adalah:
a. Ancaman kebakaran
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman kebakaran:
*    Memiliki alarm kebakaran otomatis yang diletakkan pada tempat dimana aset-aset system informasi berada.
*     Memiliki tabung kebakaran yang diletakkan pada lokasi yang mudah diambil.
*     Memiliki tombol utama (termasuk AC).
*     Gedung tempat penyimpanan aset informasi dibangun dari bahan tahan api.
*     Memiliki pintu/tangga darurat yang diberi tanda dengan jelas sehingga karyawan mudah menggunakannya.
*     Ketika alarm berbunyi, signal langsung dikirim ke stasiun pengendalian yang selalu dijaga staf.
*     Prosedur pemeliharaan gudang yang baik menjamin tingkat polusi sesuatunya telah dirawat dengan baik.

b. Virus
Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi virus meliputi tindakan:
*  Preventive, seperti meng-install antivirus dan meng-update secara rutin, melakukan scan file yang digunakan.
*      Detective, seperti melakukan scan secara rutin.
*     Corrective, seperti memastikan back up data bebas virus, pemakaian antivirus terhadap file yang terinfeksi.

c. Hacking
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi hacking:
1     Penggunaan kontrol logical seperti penggunaan password
yang sulit untuk ditebak.
2     Petugas keamanan secara teratur memonitor sistem yang digunakan.

Pengendalian Manajemen Operasi (Operations Management Control)
Secara garis besar pengendalian manajemen operasi (Operations Management Control) bertanggungjawab terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Pengoperasian komputer (Computer Operations)
Tipe pengendalian yang harus dilakukan:
1     Menentukan fungsi-fungsi yang harus dilakukan operator komputer maupun fasilitas operasi otomatis.
2     Menentukan penjadwalan kerja pada pemakaian hardware atau software.
3     Menentukan perawatan terhadap hardware agar dapat berjalan baik.
Pengendalian perangkat keras berupa hardware controls dari produsen untuk deteksi hardware malfunction.

b. Pengoperasian Jaringan (Network Operations)
Pengendalian yang dilakukan ialah memonitor dan memelihara jaringan dan pencegahan terhadap akses oleh pihak yang tidak berwenang. Pengendalian sistem komunikasi data antara lain jalur komunikasi, Hardware, Cryptology, dan Software.

c. Persiapan dan peng-entry-an data (Preparation and Entry Data)
Fasilitas-fasilitas yang ada harus dirancang untuk memiliki kecepatan dan keakuratan data serta telah dilakukan terhadap peng-entry-an data.

d. Pengendalian produksi (Production Control)
Fungsi yang harus dilakukan untuk pengendalian produksi adalah:
1) Penerimaan dan pengiriman input dan output.
2) Penjadwalan kerja.
3) Manajemen pelayanan.
4) Peningkatan pemanfaatan komputer.

e. File Library
Fungsi yang harus dilakukan untuk file library adalah:
1) Penyimpanan media penyimpanan (storage of storage media).
2) Penggunaan media penyimpanan (use of storage media).
3) Pemeliharaan dan penempatan media penyimpanan (maintenance and disposal of storage media).
4) Lokasi media penyimpanan (location of storage media).

f. Documentation and Program Library
Orang yang bertanggungjawab atas dokumentasi mempunyai
beberapa fungsi yang harus dilakukan yaitu:
1) Memastikan bahwa semua dokumentasi disimpan secara aman.
2) Memastikan bahwa hanya orang yang mempunyai otorisasi saja yang bisa mengakses
dokumentasi.
3) Memastikan bahwa dokumentasi tersebut selalu up to date.
4) Memastikan adanya back up yang cukup untuk dokumentasi yang ada.

g. Help Desk or Technical Support
Ada dua fungsi utama help desk or technical support yaitu:
1) Membantu end user dalam menggunakan hardware dan software yang berhubungan dengan end user seperti micro computer, spread sheet packages, database management packages dan local area networks.
2) Menyediakan technical support untuk sistem produksi dengan dilengkapi suatu penyelesaian masalah yang berhubungan dengan hardware, software dan database.

h. Capacity Planning and Performance Monitoring
Tujuan utama dari fungsi sistem informasi ini adalah untuk mencapai tujuan dari penggunaan sistem informasi dengan biaya serendah mungkin.

i. Management of Outsourced Operations
Saat ini banyak organisasi yang melakukan outsource terhadap beberapa fungsi dari sistem informasi mereka. Alasan utama dilakukannya outsource karena mereka ingin memfokuskan pada fungsi inti bisnis mereka. Pengendalian Umum yang akan digunakan penulis dalam melakukan evaluasi adalah Pengendalian Manajemen Keamanan dan Manajemen Operasi karena kedua pengendalian tersebut merupakan hal yang bersifat mendasar namun cukup penting dan jika tidak diperhatikan dan diawasi dengan ketat, maka akan berdampak terhadap pengendalian yang lain.

Pengendalian Aplikasi
Pengendalian Batasan (Boundary Control)
Pengendalian Boundary menentukan hubungan antara pemakai komputer dengan sistem komputer itu sendiri, ketika pemakai menggunakan komputer maka fungsi boundary berjalan.
a.       Pengendalian Kriptografi (Cryptographic Control)
Pengendalian Kriptografi dirancang untuk mengamankan data pribadi dan untuk menjaga modifikasi data oleh orang yang tidak berwenang, cara ini dilakukan dengan mengacak data sehingga tidak memiliki arti bagi orang yang tidak dapat menguraikan data tersebut.
b.      Pengendalian Akses (Access Control)
Pengendalian akses berfungsi untuk membatasi penggunaan sumber daya sistem komputer, membatasi dan memastikan user untuk mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan.
Mekanisme pengendalian akses terdiri dari:
1. Identifikasi dan Otentikasi (Identification and Authentication)
User mengidentifikasi dirinya pada mekanisme pengendalian akses dengan memberi informasi seperti nama atau nomor rekening. Informasi tersebut memungkinkan mekanisme untuk menentukan bahwa data yang masuk sesuai dengan informasi pada file otentikasi.
Terdapat tiga bagian yang dapat diisi oleh user untuk informasi otentikasi yaitu:
a.    Informasi yang mudah diingat, contohnya: nama, tanggal lahir, nomor account, password dan PIN.
b. Obyek berwujud yang dimiliki, contohnya: Badge, plastic card, kunci dan cincin.
c. Karakter pribadi, contohnya : sidik jari, ukuran tangan, suara, tanda tangan, pola retina mata.

2. Sumber Daya Obyek.
Sumber Daya digunakan oleh user berdasarkan system informasi berbasis komputer dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
a. Hardware, contohnya : terminal, printer, processor , disk.
b. Software, contohnya : program sistem aplikasi, storage space.
c. Komoditi, contohnya : Processor time, storage space
d. Data, contohnya : files, groups, data item (termasuk images dan sound).

3. Hak Istimewa (Action Privileges)
Hak istimewa diberikan kepada user berdasarkan pada tingkatan kewenangan user dan jenis sumber daya yang diperlukan oleh user. Contoh hak istimewa ini adalah user hanya dapat melakukan akses berupa membaca tetapi tidak bisa mengubah atau menambah (dikenal dengan istilah read only) atau user hanya memiliki fasilitas menambah data tetapi tidak bisa mengubah atau menghapus data.

Pengendalian Masukan (Input Control)
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) yang dikutip dari Weber (1999), komponen pada subsistem input, bertanggungjawab untuk memasukkan data dan intruksi pada sistem aplikasi, kedua jenis input tersebut harus divalidasi, setiap kesalahan data harus dapat diketahui dan dikontrol sehingga input yang dimasukkan akurat, lengkap, unik dan tepat
waktu. Komponen Pengendalian Input terdiri dari 8 (delapan) komponen yaitu:
a. Metode Data Input

b. Perancangan Dokumen Sumber
Menurut sudut pandang pengendalian, perancangan dokumen sumber yang baik memiliki beberapa tujuan:
1. Mengurangi kemungkinan perekaman data yang error .
2. Meningkatkan kecepatan perekaman data.
3. Mengendalikan alur kerja.
4. Memfasilitasi pemasukan data ke sistem komputer.
5. Dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan pembacaan data.
6. Memfasilitasi pengecekan referensi berikutnya.

c. Perancangan Layar Data Entry
Jika data dimasukkan melalui monitor, maka diperlukan desain yang berkualitas pada layar tampilan data entry agar mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan supaya
tercapai efisiensi dan efektivitas entry data pada subsistem input. Auditor harus dapat melakukan penilaian terhadap layout rancangan input pada komputer agar dapat membuat penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi subsistem input ini.

d. Pengendalian Kode Data
Tujuan kode data yang unik yaitu untuk mengidentifikasikan identitas sebagai anggota dalam suatu grup atau set dan lebih rapih dalam menyusun informasi yang dapat mempengaruhi
tujuan integritas data, keefektifan dan keefesienan. Ada 5 (lima) jenis kesalahan dalam pengkodean data yaitu:
1.      Addition (penambahan): sebuah karakter ekstra ditambahkan pada kode, contoh 68573 dikode menjadi 685738.
2.      Transaction (pemotongan) : sebuah karakter dihilangkan dari kode, contoh 55871 dikode
menjadi 5571.
3.      Transcription (perekaman) : sebuah karakter yang salah direkam, contoh 17842 menjadi
14842.
4.      Transposition (perubahan) : karakter yang berdekatan pada kode dibalik, contoh 87942 dikode menjadi 78942.
5.      Double transposition : karakter dipisahkan oleh satu atau lebih karakter yang dibalik, contoh 97942 dikode menjadi 84972.

e. Cek Digit
Cek digit digunakan sebagai peralatan untuk mendeteksi kesalahan dalam banyak aplikasi, sebagai contoh : tiket pesawat, proses kartu kredit, proses rekening bank, proses
pengumpulan item bank dan proses lisensi mengemudi.

f. Pengendalian Batch
Batching merupakan proses pengelompokkan transaksi bersama-sama yang menghasilkan beberapa jenis hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Pengendalian yang bermacam-macam dapat digunakan pada batch untuk mencegah atau mendeteksi error atau kesalahan.

g. Validasi Input Data
Jenis pengecekan validasi input data:
1. Field Checks
Test validasi dapat diaplikasikan pada field yang tidak bergantung pada field lainnya dalam laporan input.
2. Record Checks
Test validasi dapat diaplikasikan ke field berdasarkan hubungan timbal balik yang logis dari suatu field dengan field lainnya dalam laporan.
3. Batch Checks
Test validasi memeriksa apakah karakteristik laporan batch yang dimasukkan sama dengan karakteristik batch.
4. File Checks
Test validasi menguji apakah karakteristik penggunaan file selama pemasukan data sama dengan rumusan karakteristik file.

h. Intruksi Input
Dalam memasukkan instruksi ke dalam sistem aplikasi sering terjadi kesalahan karena adanya instruksi yang bermacam-macam dan komplek. Karena itu, perlu menampilkan pesan kesalahan. Pesan kesalahan yang ditampilkan harus dikomunikasikan kepada user dengan lengkap dan jelas.

Pengendalian Keluaran (Output Control)
Menurut Sanyoto Gondodiyoto (2003) yang dikutip dari Weber (1999), subsistem output menyediakan fungsi-fungsi yang menentukan isi dari data yang akan disediakan bagi pengguna, sehingga data dapat diformat dan dipersembahkan bagi pengguna dan bagaimana caranya agar data dapat diperbaiki dan dikeluarkan untuk pengguna.
Tipe pengendalian yang berhubungan dengan Pengendalian Output:
a. Inference Control
Pengendalian model akses memperbolehkan atau menolakakses terhadap item data berdasarkan nama dari data item, isi dari data item atau beberapa karakteristik dari serangkaian data yang terdapat pada data item.

b. Batch Output and Distribution Control
Batch output adalah output yang dihasilkan pada beberapa fasilitas operasional dan setelah itu dikirim atau disimpan oleh pemakai output tersebut. Output ini menggunakan banyak formulir, contohnya, keluaran laporan pengendalian manajemen berisi tabel, grafik atau image. Pengendalian terhadap batch output dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa laporan tersebut akurat, lengkap dan tepat waktu yang hanya dikirim atau diserahkan kepada pemakai yang berhak.

c. Batch Report Design Controls
Elemen penting untuk melihat pengendalian efektivitas pelaksanaan terhadap produksi, distribusi, laporan keluaran batch adalah dengan melihat kualitas dari desainnya. Desain laporan yang baik akan membuat pemakai mudah untuk membaca output yang dihasilkan.

d. Online Output Production and Distribution Controls
Pengendalian terhadap produksi dan distribusi atas output yang dilakukan melalui online secara garis lurus, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa hanya bagian yang
memiliki wewenang saja dapat melihat output online tersebut.

e. Audit Trail Controls
Pengendalian jejak audit pada subsistem output dilakukan menjaga kronologi kejadian yang terjadi dari saat output diterima sampai pemakai melakukan penghapusan output tersebut karena sudah tidak dipakai atau disimpan lagi.

f. Existence Controls
Output dapat hilang atau rusak karena berbagai alasan, seperti invoice hilang, online output terkirim pada alamat yang salah, output terbakar karena kebakaran. Recovery terhadap subsistem output secara akurat, lengkap dan tepat merupakan hal yang sangat membantu kelangsungan hidup banyak organisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi Fitriasari & Deny Arnos Kwary (2005). Pengertian sistem informasi. Depok : Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.

James Hall (2001). Pengertian sistem. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

McLeod (2001). Pengertian sistem dan informasi. Depok : Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.

Mulyadi (2001). Sistem pengendalian intern, tujuan sistem pengendalian intern, dan unsur
unsur sistem pengendalian intern. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Sanyoto Gondodiyoto (2003). Pengertian sistem informasi dan pengendalian intern, sistem
pengawasan, struktur pengendalian internal, pengendalian masukkan dan
pengendalian keluaran. Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar